Senin, 21 November 2011

NAMA-NAMA PELATIH SELABORA BOLAVOLI


  1. AGUS PURWADI, SPD
  2. M. SYARIFUDIN JAUHARI, SPD. KOR
  3. LUKMAN SHOLICHIN, SPD. KOR
  4. M. ADIP RIYONO, SPD. KOR
  5. GALIS YANUAR PRIBADI, SPD. KOR
  6. BAYU UMARWOKO, SPD. KOR

Sabtu, 08 Oktober 2011

Sekolah Laboratori Olahraga (SELABORA) Bolavoli

Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya tergantung pada sekolah saja, akan tetapi juga pada keluarga, masyarakat atau organisasi yang melakukan tugas pembinaan pertumbuhan dan perkembangan seperti: organisasi pemuda, pelajar, dan badan-badan pendidikan yang lain seperti Sekolah Laboratori Olahraga.
Anak-anak menggabungkan diri pada kegiatan olahraga di SELABORA bolavoli kemungkinan terdorong oleh rasa senang yang dialami. Sekalipun dalam kegiatan tersebut terselip segi latihan, namun mereka anggap sebagai permainan atau rekreasi. Dengan meningkatkan olahraga dari kegiatan yang merupakan rekreasi dan kesenangan akan menjadi pertandingan atau prestasi yang memerlukan kesempurnaan teknik yang dapat dibina dengan pengarahan tenaga, fasilitas maupun biaya, sehingga menjadi olahraga prestasi yang dapat dikembangkan.
a.       Tujuan SELABORA Bolavoli
1)      Olahraga Rekreasi
Suatu pandangan kontemporer seperti yang diekspresikan oleh Hutchinson bahwa rekreasi merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pandangan semacam ini berdasarkan pada asumsi bahwa proses belajar terdiri dari komponen-komponen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi rekreasi. Sementara situasi belajar tidak tergantung pada situasi rekreasi (Murni dan Yudha, 2000 : 23).
Menurut Murni dan Yudha (2000 : 25), (“pendidikan rekreasi merupakan proses pendidikan, karena tujuan bersifat mendidik”). Dalam hal ini berhubungan dengan aktifitas olahraga. Dalam pelaksanaannya kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana atau pengalaman belajar, melalui pengalaman belajar inilah maka siswa sebagai peserta didik akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan pendidikan. Jadi pendidikan rekreasi adalah proses agar melalui kegiatan rekreasi dan sekaligus pula sebagai proses untuk menguasai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Sumardianto (2000: 99-100),
Rekreasi tidak harus berbentuk olahraga, namun modernisasi tata kehidupan tetap menempatkan olahraga sebagai salah satu bentuk dari deretan aktifitas rekreasi yang terbaik. Olahraga rekreasi tidak menunjuk bentuk atau cabang tertentu. Olahraga menjadi rekreasi apabila dipenuhi syarat-syarat tertentu, yakni: (a). memenuhi norma bersama; sportif, (b). memiliki nilai positif; sehat dan bugar, (c). enthousiasme; member kepuasan, (d). motif pribadi; sukarela, (e). waktu senggang; diluar kerja.

Sudah menjadi naluri manusia untuk untuk menarik kegemaran berolahraga, sebagian untuk memenuhi sifat nalurinya yang agresif, yang bisa memuncak bila melakukan olahraga yang punya sifat fun, fitnessfriendship dan betul-betul penuh warna.
Olahraga rekreasi di SELABORA menekankan pada aspek psikomotor dengan mengukur kemampuan melakukan teknik-teknik olahraga yang diajarkan, penerapannya dengan membina anak latih ke arah kerja atau sosial. Bekerja sama dengan teman dalam bentuk permainan olahraga yang terstruktur yang mempunyai sifat fun, friendship, dan betul-betul penuh dengan suasana yang menyenangkan, sehingga dapat memupuk rasa sosial mereka, saling menghargai sesama teman dan memupuk rasa tidak sombong.

2)      Olahraga Pendidikan
Menurut Williams pendidikan jasmani adalah semua aktifitas manusia yang dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Arma Abdullah dan Agus Manaji 1994:3). Tujuan pendidikan jasmani adalah perkembangan optimal secara jasmaniah, mental, dan sosial dari individu yang utuh dan pandai menyesuaikan diri melalui pelajaran yang terarah dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih aktifitas ritmis dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standar sosial dan kesehatan (Arma Abdullah dan Agus Manaji 1994:20).
Kegiatan olahraga yang dilaksanakan di sekolah sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang termasuk dalam pendidikan formal. Maka kini olahraga menjadi tujuan dalam pengembangan pendidikan. Rusli Lutan (2000: 1-2), berpendapat bahwa:
Pendidikan jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu mengambil keputusan terbaik tentang aktifitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya.

Permainan bolavoli dapat dipakai sebagai sarana untuk pembentukan individu secara harmonis antara perkembangan jasmani dan rohani. Perkembangan jasmani dimaksud untuk pembentukan sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologi, kesehatan serta kemampuan jasmani yang mencakup kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan dan kelentukan. Perkembangan rohani di mana segi kejiwaan, kepribadian, dan karakter akan tumbuh yang positif sesuai dengan tuntutan masyarakat Indonesia. Di samping itu kepribadian berkembang dengan baik terutama self kontrol, disiplin, rasa kerjasama, dan rasa tanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.
Dengan dasar tersebut di atas perlu ditentang pendapat siapapun yang mengatakan: “Karena bermain bolavoli anak akan menjadi bodoh, gagal dalam sekolah dan malas bekerja”. Akibat semacam itu akan terjadi bila anak tidak dapat membagi waktu antara belajar, berlatih dan bekerja bahkan sebagian besar waktu yang ada setiap hari dirampas untuk bolavoli dan istirahat pasif. Mengingat kondisi pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dewasa ini, tidak mungkin diajarkan semua jenis olahraga secara intensif baik dalam segi keolahragaan maupun dalam segi pendidikan.
3)      Olahraga Prestasi
Menurut Hoeke (1956:8), yang dimaksud prestasi adalah suatu hasil perbuatan seseorang yang mendekati atau mencapai batas kesanggupannya. Prestasi sebagai alat pendorong (intensif). Tiap orang ingin melebihi orang lain. Sifat naluri yang terdapat pada tiap orang yang sehat, adalah tenaga pendorong yang menyebabkan ia belajar, berlatih untuk mencapai prestasi yang menempatkan pada tingkat lebih tinggi dari orang lain. Sifat yang sehat ini harus dibina dan dihargai. Menurut Sumardianto (2000:90),
        Hasil evaluasi dan analisis mengenai juara-juara dunia menunjukkan bahwa atlet-atlet yang mampu menghasilkan prestasi yang impresif hanyalah atlet-atlet yang: (a) memiliki fisik yang prima, (b). menguasai teknik yang sempurna, (c) memiliki karakteristik fisiologis dan moral yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuninya, (d) cocok untuk olahraga yang dilakukannya dan (e) sudah berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun.

Klub-klub merupakan wadah pembibitan olahraga yang berbakat dan berpotensi, yang berorientasi terhadap pencapaian prestasi dibidang olahraga secara optimal. Dalam hal ini pembinaan bolavoli di SELABORA tidak untuk menciptakan siswa dalam pencapaian prestasi bolavoli akan tetapi dalam proses berlatih-melatih ditekankan pada pembinaan teknik dasar bolavoli, dan ketika siswa sudah menguasai teknik-teknik dasar bolavoli langkah selanjutnya akan disalurkan kepada klub-klub bolavoli atau diklat untuk terus dibina menjadi pemain yang professional.

b.      Pengelolaan SELABORA Bolavoli
Dengan mengutamakan pendekatan IPTEK, SELABORA bolavoli pada dasarnya merupakan sekolah olahraga yang dikelola secara professional oleh jurusan pendidikan kepelatihan pada program studi kepelatihan olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan yang memberikan prioritas pada satu jenis olahraga bolavoli. Dengan mengikuti program ini anak-anak dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan positif, sehingga terhindar dari masalah-masalah remaja, dapat tumbuh dan berkembang baik fisik maupun psikis secara optimal. Dalam berlatih melatih di SELABORA rangkaian latihan metodik diadakan terutama untuk mengajarkan teknik permainan bolavoli agar anak latih menguasai unsur dasar permainan bolavoli. Di sini perhatian siswa diarahkan pada teknik dasar bolavoli, agar permainan bisa dilakukan dengan intens. Dimulai dengan latihan-latihan yang mengandung lima unsur dasar yaitu : passing atas, passing bawah, service, smash dan blocking. Setiap tahap dalam permainan didahului dengan pemaparan singkat tentang teknik yang benar serta kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Sehingga dalam rangkaian latihan itu minat siswa dipertahankan dengan lebih banyak adanya bentuk-bentuk permainan. Mereka tidak disuruh berlatih saja secara ketat, tetapi berlatih sambil bermain. Selanjutnya mereka dipersiapkan menjadi atlet yang memiliki kemampuan gerak dasar yang benar, menguasai teknik dan taktik yang tinggi serta kematangan mental, yang tangguh sebagai calon pemain/ atlet bolavoli professional.

c.       Pengelolaan Proses Berlatih Melatih
1)      Perencanaan (Planning)
Menurut Terry (1986:4),
Perencanaan (planning) meliputi tindakan : memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan dating dalam hal memvisualisasikan serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
       
Perencanaan berarti menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Keberhasilah pembinaan SELABORA bolavoli sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang dan sistematis, tersusun dalam 3 tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
a)      Tahap persiapan
SELABORA bolavoli mempunyai visi sebagai pusat kegiatan olahraga untuk membentuk anak yang sehat jasmani dan rohani serta mengembangkan bakan olahraga pada usia dini. Menurut (Tim SELABORA, 2002:1),
SELABORA bolavoli mempunyai visi :
(1)   Wahana implementasi kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi
(a)    Bidang Dikjar Kepelatihan Olahraga (Praktek Pelatihan Mahasiswa)
(b)   Bidang Penelitian Kepelatihan Olahraga (Penelitian Dosen, Mahasiswa).
(c)    Bidang Pengabdian Masyarakat (sebagai tempat penelitian Calon atlet dari Klub, pemasok atlet kepada Klub)
(2)   Pemberdayaan potensi yang dimiliki oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta dalam rangka mensukseskan anatomi perguruan tinggi.
SELABORA bolavoli mempunyai tujuan :
(1)   Membentuk anak yang sehat jasmani dan rohani sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
(2)   Dapat membentuk calon atlet bolavoli yang memiliki kemampuan Gerak Dasar berolahraga yang benar dan berwawaasan IPTEK.
(3)   Membentuk calon atlet bolavoli yang memiliki kemampuan Teknik Dasar berolahraga yang berwawasan IPTEK.
(4)   Member fondasi untuk mengembangkan atlet bolavoli professional yang beretika dan berwawasan IPTEK.

b)      Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksaan pembinaan SELABORA bolavoli merupakan implementasi tahap perencanaan. Penerimaan siswa dilaksanakan setiap semester (6 bulan) setiap bulan Januari dan Juni. Pembagian kelas dilakukan dengan pertimbangan usia dan potensi anak, sesuai dengan tes masuk (Tim SELABORA, 2002:3).
Tabel 4. Pembagian Kelas SELABORA Bolavoli
No
Kelas / Tahap
Umur
1
A
s.d 9 tahun
2
B
10-11 tahun
3
C
12-13 tahun
4
D
14-15 tahun
(Tim SELABORA, 2002:3).
Materi dalam proses berlatih-melatih ditekankan pada pengembangan gerak dasar dan bakat anak untuk ditingkatkan dalam penguasaan kemampuan fisik, teknik, taktik, mental serta sikap sesuai dengan norma pendidikan.
Tabel 5. Kurikulum SELABORA Bolavoli
Kelas
Tujuan
A
Mengembangkan fisik, menyempurnakan teknik dan mengenalkan taktik agar memiliki keterampilan bermain.
B
Meningkatkan kemampuan fisik dan teknik dasar cabang olahraga serta sportifitas.
C
Mengembangkan dasar fisik, pengenalan teknik dasar cabang olahraga serta membentuk sikap sportif.
D
Menyiapkan siswa agar memiliki kemampuan gerak dasar   yang benar serta memiliki etika melalui berbagai bentuk permainan
  (Tim SELABORA, 2002:3)
Proses pendidikan (berlatih-melatih) berlangsung 2 sampai 3 kali seminggu @ 2 jam.
Tabel 6. Jadwal Latihan SELABORA
Hari
Jam
Tempat
Selasa
16.00-18.00
GOR UNY
Rabu
Pi 14.30-16.00
Pa 16.00-1800
GOR Kuningan
Sabtu
16.00-18.00
GOR UNY
Minggu
Pi 07.00-09.00
Pa 09.00-11.00
GOR Kuningan
(Tim SELABORA, 2002:3)
c)      Tahap Akhir
Tahap akhir berupa tindakan evaluasi terhadap semua kinerja yang dilaksanakan tahap persiapan maupun tahap pelaksanaan pembinaan. Setelah menyelesaikan pendidikan, siswa akan disalurkan kepada klub-klub olahraga atau diklat yang berafiliasi SELABORA bolavoli untuk terus dibina menjadi pemain yang professional. Dalam setiap akhir kegiatan dilakukan evaluasi setiap 6 bulan dalam bentuk raport kemajuan belajar/berlatih kepada orang tua (tim SELABORA, 2002:3).
2)      Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Terry (1986:233),
Pengorganisasian (organizing) adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu dalam mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

            Sedangkan menurut Panjaitan, (1986:4), organisasi merupakan himpunan interaksi manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang terkait dalam suatu ketentuan yang telah disetujui bersama.
Menurut Tim SELABORA, (2002:2), pengurus SELABORA bolavoli adalah dosen FIK dan tenaga ahli yang berkompeten, SELABORA bolavoli ditangani oleh para ahli pada cabang olahraga dengan kualifikasi pelatih bersertifikat nasional dan intenasional serta pengalaman dibidangnya. Masa kepengurusan tiga tahun dan dapat dipilih kembali.
3)      Pergerakan (Actuating)
Menurut Terry (1986:313),
Pergerakan (actuating) merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelompok demikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahan yang bersangkutan dan sasaran-sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
                
Pergerakan di SELABORA bolavoli berupa aktifitas yang dilakukan pengurus organisasi untuk melaksanakan perencanaan yang telah disusun. Optimalisasi pergerakan sangat ditentukan kualitas kepemimpinan dan sumberdaya manusia sesuai dengan posisi dan kewenangan masing-masing dalam organisasi, pendayagunaan sumber daya lain, ketelitian deskripsi kerja, dan rancangan jadwal kegiatan serta langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi masalah dalam pembinaan.
4)      Pengawasan (Controlling)
Agar penyelenggaraan pembinaan berhasil dengan baik, memerlukan pengawasan sistematis terhadap seluruh aspek manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan itu sendiri. Dengan pengawasan yang efektif akan segera ditemukan permasalahan secara dini, sehingga tidak menimbulkan masalah yang lebih kompleks. Pengawasan ini menjadi tanggung jawab pimpinan masing-masing bidang terhadap personalia bidangnya dan terutama pimpinan organisasi SELABORA bolavoli terhadap seluruh kerja personalianya.